Kamis, 04 Agustus 2016

Kita Hanya Untuk Saling Mengenal bukan Saling Memiliki

Mataku belum mampu untuk terpejam, aroma tubuh mu masih lembut terhirup. Pertemuan tak sengaja ini tak pernah aku bayangkan akan hadir dengan sesingkat ini. Aku masih ingat jelas uluran tangan  mu yang ini menyapa lembut tangan ku yang segera kusambut dengan senyuman. Kau sebutkan namamu dengan nada lembut namun tetap  tegas, begitu pula ku balas pertanyaanmu. 
Tak banyak cerita pada saat itu, ntah karna kau yang malu untuk memulai atau karna kau menilai ku dalam sudut diam mu, hingga dengan mudah kau menerka kepribadiaan ku. Kau adalah lelaki yang berkepribadian baik, sopan sama dengan seperti gelar mu. Malam itu ponselku berdering kau bercerita tentang kepribadiaan mu, begitu sebaliknya dengan ku. Tak banyak komunikasi kita, namun setiap komunikasi yang kau beri merupakan bagian dari pengharapan agar aku bisa menganggapmu lebih dari sekedar pekenalan. Aku tak mengerti mengapa kau memberi harapan ini jika akhirnya kau hanya untuk mengenalkan ku hanya pada kepribadianmu bukan dengan hubungan yang pernah kau janjikan.
Sebagai perempuan sudah tidak seharusnya aku menganggap bahwa perkenalan singkat ini sebagai harapan yang akan membuat ku merasa bahwa kau menginginkan ku. Ternyata kau hadir hanya untuk mengajarkan ku bahwa tak baik jika aku berharap kepada seseorang yang hadir hanya untuk memberi harapan bukan kebahagian, aku tak ingin orang mengenalmu karna kepalsuan. Aku juga tak ingin dianggap sebagai perempuan yang mudah percaya dengan apa yang kau janjikan, yang terlihat murah dihadapan orang lain. Cukup menyakitkan jika ada yang berkata seperti itu terhadapku. Hingga kini aku pun tak paham kau yang hadir dengan segala kepalsuan atau aku yang mudah simpatik terhadapmu. 
Sebab kebahagian yang kau janjikan hanya sementara, bukan dengan pembuktian dari segala ucapanmu. Aku juga tak ingin terhanyut lebih dalam dengan janji mu yang hanya menimbulakn luka bagi wanita sepertiku, wanita yang menyesali bahwa tak seharusnya perkenalan ini hanya untuk sekedar memberi luka bukan berakhir dengan seperti apa yang aku harapkan.