Ikhlas adalah belajar bagaimana kita harus merelakan
apa yang memang tidak menjadi hak atau hal yang memang tidak bisa seutuhnya
untuk kita miliki. Ikhlas adalah bagaimana cara kita melepaskan seseorang yang
memang tidak di takdirkan untuk kita tetapi, pernah menghabiskan waktu bersama
dengan kita, entah itu sehari, sebulan, bahkan menahun. Sebab tidak selamanya
apa yang kita inginkan akan sesuai dengan harapan kita.
Kita memang pernah bersama dulu, menghabiskan waktu
bersama baik dengan cerita hal yang penting hingga dengan cerita yang konyol
sekalipun. Aku memang pernah berharap agar kebersamaan kita tak hanya dalam
waktu singkat saja, tetapi berlangsung lama. Hingga kita bisa menceritakannya
kepada anak-anak kita kelak. Tapi aku sadar tak baik jika aku berharap dengan
ciptaan tuhan sebab, yang tau akhir cerita ini adalah Dia yang maha pemilik
segalanya. Karena dari banyak yang tak terduga, mungkin kaulah terujung dari
sebuah ketidakpastian.
Kau dan aku mungkin hanyalah pertemuan tak sengaja
yang tuhan ciptakan untuk kita, agar ketika pulang kita dapat memilih jalan
yang memang menjadi tujuan akhir bukan persinggahan sementara. Kemana pun aku
beranjak, dimana pun aku berpijak, juga bagaimana pun kita berjejak, pulang
adalah memeluk ingatan yang lalu sempat kita lupakan karna pulang adalah jalan
lurus menuju tempat yang dimana seharusnya kita berada. Kini kita yang dulu
tlah berbeda kembali menjadi aku dan kau yang nyaris tak ingin kembali saling
menyapa. Taukah kau apa yang ku benci
dari sebuah perpisahan? Yaitu ketika kita yang dulu selalu ingin meluapkan
semua kejadian yang kita lalui berubah menjadi malam yang senyap hingga satu
sama lain tak ingin saling kenal.
Pulang adalah cara bagaimana kita sudah mampu untuk
saling melepaskan dan mengikhlaskan apa yang memang sudah tidak dapat untuk
kita harapkan membaik seperti sediakala. Ketika aku datang berarti sudah
seharusnya aku membutuhkan pulang dengan tanpa banyak penghalang seperti rindu
yang juga sedang menggebu dalam dada. Ingin segera ku luapkan, tapi sadarlah
semua sudah berbeda, bukan waktunya untuk merindu. Karna mungkin dia adalah
bukan orang yang tepat untuk membalas rindu yang tak sempat terluapkan.
Takkan pernah hilang janji-janji kita yang dulu
pernah kita buat bersama, hanyalah mimpi indah kita yang mulai pudar. Semua berakhir
seperti tiada yang kita harapkan lagi. Kini sudah kulepas semua mimpi indah
yang pernah kita buat walau akhirnya semua akan pudar. Kau dan aku kini
hanyalah sisa-sisa perasaan yang belum sempat terluapkan karena persaan yang
kini cukuplah seperlunya saja.
Ini memang bukan waktu yang tepat untuk mengukir
perasaan kembali dan menyampaikan rindu yang belum terselesaikan, tetapi adalah
saat dimana ku harus tersenyum ikhlas menyaksikan perpisahan kita yang mungkin
tak pernah kita pikirkan (dulu).