Minggu, 20 November 2016

Kau Jadikan Aku Pelarian, Agar Kau Bisa Berdamai Dengan Masa Lalu Mu

Aku memang tak pernah menyadari akan hal ini ketika aku menjatuhkan hati ini padamu, sebab ini jauh lebih sakit dari patah hati. Saat dimana kau tidak bisa menghargai keberadaan ku sebagai orang baru setelah masa lalu pergi dengan kenanganmu dulu. Mungkin karna kau belum terbiasa dengan ku atau kau yang masih berharap pada masa lalu mu, hanya ini selalu yang ada dalam pikirku selama kita menjalin hubungan yang selalu kau penuhi dengan kebohongan, entah karna kau tak memiliki rasa atau karna aku yang terlalu jauh ketika berharap, hingga aku tak paham ketika balasan mu seperti ini.

Mungkin paras ku memang tak secantik masa lalu mu, Ucapanku tak sesuci dia yang hadir lebih dulu dari aku. Tapi, aku juga punya kelebihan yang tak perlu kau bandingkan dengan masa lalu mu. Aku tau kau hanya masih terbiasa dengan masa lalumu, hingga setahun hubungan ini berjalan kau tak pernah henti melibatkan masa lalumu dalam hubungan ini. Sungguh kuat bukan cinta yang kupunya hingga aku masih bisa berdiri setegar ini dihadapanmu bukan untuk meminta mu melepaskan dia sebagai masa lalu mu, hanya saja aku sedang memperlihatkan kelebihan yang aku punya.
#untukmatamu
Aku tau wanita hanya  pandai menyembunyikan luka dan selalu ingin menyimpan rasa sepinya sendiri. Sebab ketika aku melibatkan mu bukan hal yang sama yang aku dapatkan darimu, namun rasa sakit yang teramat dalam karna perlakuan halusmu ini. Dulu aku selalu menjadi bintang ketika malam mu redup karna awan hitam, namun kau tetap mengilangkan cahayaku dengan awan hitam mu, aku memang selalu kalah ketika kau membandingkan aku orang yang berharap kelak akan menjadi masa depanmu, dengan dia yang pernah menjadi masa lalu mu. Bahkan sampai saat ini pun aku menjadi terbiasa ketika haru menerima perlakuan manis itu darimu.

Sayang, lihatlah aku yang terus berjuang untukmu, lihatlah aku yang tak pernah mengeluh akan sikapmu, lihatlah aku sebagai orang yang juga ada dalam cerita mu, bukan bagian dari pelarianmu hanya untuk mendapatkan simpatik dari masa lalumu, hingga kau terlihat baik dihadapan dia. Perjuangkanlah orang sedang memperjuangkan mu ini. Ingatlah janji yang selalu kau berikan padaku, walau aku tahu bahwa aku hanya sedang menggengam kaktus yang tajam dengan duri di sekelilingnya, semakin berdarah ketika aku menggenggam erat, dan semakin mereda ketika aku melepas genggamanku.

Terima kasih untuk waktu, luka, dan harapan yang telah kau janjikan, jika waktunya tiba aku akan mengikhlaskan segala perbuatan yang tidak baik ini yaitu dengan melepaskanmu dan membebaskan mu dari jeruji yang menutup jalanmu untuk kembali kepada masa lalumu. Mungkin itulah yang pantas aku berikan ketika perlakuan ini yang selalu ku terima. Karna ketika aku berjalan sendiri semua luka yang aku terima akan tersembuhkan dengan sendirinya.

Jumat, 07 Oktober 2016

Sebab Aku Hanyalah Luka Yang Tak Berwujud

Malam itu kita kembali hadir dalam cerita yang sama, cerita yang tiada hentinya aku beritakan pada duniaku yaitu tetap tentang kamu. Sosok pria yang baik, dan hadir dalam hidupku setelah ayah ku. Kita memang jarang bertegur sapa ataupun bertatap wajah namun aku tak pernah lupa seperti apa wajah mu, dari awal kita bertemu hingga sekarang kita yang hampir jarang bertegur sapa. Wahai pria yang dulu selalu menghabiskan waktunya untuk ku, apa kabarnya hari ini? Semoga selalu sehat yaa, baik hati maupun raganya. Kapan punya waktu untuk aku? Wanita yang selalu menyelipkan doanya untukmu? gadis yang selalu menceritakan mu kepada Tuhannya?
Aku hanyalah gadis mungil yang selalu menceritakan mu pada duniaku, terlebih lagi pada Penciptaku. Sudah lelah rasanya aku menceritakan mu kepada mereka bahkan mereka hampir muak ketika yang aku ceritakan hanyalah tentang kau saja. Sudah banyak sahabat dan teman menasehatiku untuk segera menjauhi mu, pria baik yang sedang menghabiskan waktunya untuk meniti masa depan yang indah entah dengan siapa pun nanti, pria baik yang selalu menghabiskan waktu dengan teman-teman sebaya mu, dan pria baik yang sedang mencari wanita baik untuk menjadi bidadari surganya kelak.
Aku masih ingat jelas pertama kali kau menginginkan ku untuk menjadi pilihan hatimu, entah itu karna suatu kebetulan atau karna kekosongan harimu. Dulu kau banyak menghabiskan waktu bersama ku, semua berjalan begitu menyenangkan hingga aku lupa jika suatu saat nanti bahagia ini tergantikan dengan luka apa aku bisa tetap berdiri tegar dihadapan mu? Ntahlah aku hampir lupa untuk memikirkan jawaban tersebut, pertanyaan yang selalu muncul ketika aku hendak terlelap dimalam hari.
Kali ini pertanyaan itu hadir, kau menghadirkan luka itu menggantikan bahagia yang pernah kau beri. Namun, aku masih tetap ikhlas memaafkan, begitu terus hingga berulang kali dan tanpa sadar kau berjanji untuk tidak mengulanginya kembali, dengan ikhlas aku masih tetap memaafkan mu, mencoba mengobati luka yang kau beri dengan cara ku sendiri. Hingga aku bertanya sebenarnya siapa aku dihidupmu? Adakah posisiku di hatimu? Mengapa selalu berulang kau beri luka yang sama? Kasih jika aku hanya menjadi orang yang kau cari ketika kau sepi, haruskah luka ini kau lakukan secara berulang-ulang? Aku memang tak pernah memperlihatkan lukaku sepenuhnya kepada mu, tapi sadarkah kau aku adalah luka yang tak berdarah, tak memiliki wujud untuk kau sembuhkan. Karna aku sadar takkan mungkin kau sanggup untuk menyembuhkan luka ini. Kasih sadarlah kelak akan ada waktunya kau merasakan apa yang aku rasakan, bukan percaya karma tapi inilah hidup apa yang kau tuai saat ini akan kau peroleh suatu saat nanti. Namun, tenanglah bukan maksudku untuk berbalas dendam, cukuplah hanya perasaanku yang tak pernah terbalaskan bukan yang lain.
Kasih kurasa inilah akhir dari perjuangan ku, kelak wanita yang kau impikan akan hadir dengan sejuta kebahagiaan untukmu. Maafkan aku yang tak pernah bisa untuk mewujudkan kebahagiaan mu.

Salam gadis mungil sebagai perindu sejatimu...

Jumat, 16 September 2016

Sebab Do’a Juga Bagian Dari Rindu Yang Belum Sempat Tertuntaskan Dengan Pertemuan

Selamat malam rindu, aku tak pernah jenuh menceritakan tentangmu pada mereka terlebih lagi pada dunia ku dan semesta yang segera tersenyum ketika mendengar cerita mu, cerita ku begitupun cerita kita. Rindu bertemanlah dengan baik bersama ku, kala dia yang kuceritakan pada mu tak kunjung hadir dihadapanku. Mungkin karna waktu yang belum menepati janjinya pada kami yang sedang memupuk rindu hingga pertemuan menjadi sangat berarti. Rindu malam ini kau hadir mengganggu pikiran ku, pikiran yang sedang berkecamuk karna kau, yang mulai tak mampu membendung rasa ini terlebih rasaku untuknya, pria yang selalu kusebut di tengah sujud dan do’a ku.
Kini pria itu mulai kembali menggangu pikiran ku yang sempat tenang karena rindu itu tak kembali mengusik. Tapi malam ini aku kalah olehnya, aku harus berkata jujur bahwa rinduku memang sedang butuh kamu sebagai pengobatnya. Namun waktu juga belum mengizinkan untuk kita saling meluapkan. Sebab kau yang kini sedang sibuk dengan rutinitasmu, untuk kehidupan dimasa depanmu harus terus berjuang, sedang aku yang hanya bisa menahan rindu dan harus kembali berdamai untuk menjaga agar rindu ini tak mengacaukan suasana hati.
Sering aku bertanya kepada mu kapan waktu akan mengizinkan kita bertemu? Berbagi tawa, cerita, terlebih meluapkan rasa rindu yang amat terdalam ini. Namun kau menjawab, tenanglah kita pasti bisa berdamai dengan rindu. Aku kini sedang berusaha untuk mengejar waktu yang akan segera mempertemukan kita.
Malam itu seperti biasa kita bercerita tentang keseharian mu yang sibuk dan lelah dengan rutinitasmu yang tiada henti, mungkin ini yang disebut dengan rindu. Sebab wajahmu yang terlihat didepan ponselku sangat menyejukkan, kau yang sedang tidak lebih baik menampangkan senyum terbaikmu. Aku rindu.... rindu senyum itu, senyum yang dulu selalu kau perlihatkan agar tangisku terhenti di ujung malam itu. Tak ingin ku akhiri kegiatan kita malam itu, tapi apa daya kita hanya bisa bertegur sapa melalui ponsel kita masingmasing, tidak dengan uluran tangan yang pernah kau berikan untukku dulu, tidak pula dengan bahu ynag menjadi tempat ku bersandar dulu.
Semoga apa yang telah menjadi komitmen kita tetap kau jaga utuh, seperti awal kita memutuskan untuk menjalani hubungan yang dipenuhi dengan rindu ini. Dan tenanglah rindu ini tetap untukmu kekasih dalam do’aku.

Kamis, 08 September 2016

Cinta Yang Hadir Sebelum Waktunya

Malam itu sangat dingin, udara malam menusuk hingga ke tulang rusuk. Aku masih berjalan dengan kaki yang kokoh melawan semua angin yang mulai menggangu. Aku masih menantimu dan berharap engkau akan menemui ku malam ini, namun ingin ku salah. Aku hanyalah seorang pengagum mu bukanlah orang yang kau inginkan untuk hadir dalam hidupmu.
Kau adalah sosok pria yang pernah aku temukan dalam wujud yang sangat menakjubkan, bukan karna kau tampan, tetapi karna sikap mu sebagai seorang lelaki patut untuk diacungi jempol. Banyak wanita yang tertarik padamu, namun tak satupun kau lirik termasuk juga diriku. Mungin karna prinsip mu atau mungkin karna tingkat ketertarikan mu pada wanita cukup tinggi. Ntahlaa akupun tak paham akan hal itu karna aku hanyalah pengagum mu bukan orang yang memiliki mu. Karna memiliki mu adalah sebuah ketidakpastian yang aku harapkan untuk menjadi sebuah kepastian yang akan kau berikan.
Menatapmu dari kejauhan adalah rutinitas ku, menjadi stalker dalam mediasocial mu adalah aku yang utama. Dan orang pertama yang selalu ngelove postingan instagram mu. Mungkin aku terlalu bodoh untuk ini semua, apalgi setelah aku tahu bahwa kau tidak memiliki ketertarikan padaku, kau tau rasanya tertusuk duri dalam mulut? Lebih dari itulah yang aku rasakan. Harusnya aku tidak berharap terlalu jauh untuk hal ini, karna saat ini kau telah milik orang lain. Sebagai pengagum mu tak salah jika aku hanya diperbolehkan untuk memperhatikan mu dari kejauahan dan hanya mengintip setiap kegiatan mu melalui akun socialmedia mu.
Harusnya perasaan ini tak boleh hadir untukmu, karna hanya aku yang memilikinya tidak dengan perasaan mu. Aku benci caraku yang harus diamdiam memiliki rasa untuk mu karna pada kenyataannya aku adalah orang yang paling mengetahui setiap kegiatan mu, tetapi tidak ikut hadir dalam setiap kegiatanmu. Dan aku jugalah orang yang paling paham akan jadwal mu, tetapi aku tidak termasuk didalam jadwal keseharianmu.
Katakan pada wanita mu tidak perlu takut aku akan merebutmu dari genggamannya, sebab genggaman tanganya lebih erat untuk mu dari pada aku yang hanya berani menatap mu dari jauh dan mencintai mu melalui diam ku. Karna perlahan perasaan ini harus ku hilangkan, sebab aku bukanlah orang yang tepat ketika menghadirkan perasaan ini untukmu dan sudah tidak sewajarnya perasaan ini hadir. Karna belum tentu aku akan mendapatkan hal yang sama atas apa yang telah aku perjuangkan.  

Kamis, 04 Agustus 2016

Kita Hanya Untuk Saling Mengenal bukan Saling Memiliki

Mataku belum mampu untuk terpejam, aroma tubuh mu masih lembut terhirup. Pertemuan tak sengaja ini tak pernah aku bayangkan akan hadir dengan sesingkat ini. Aku masih ingat jelas uluran tangan  mu yang ini menyapa lembut tangan ku yang segera kusambut dengan senyuman. Kau sebutkan namamu dengan nada lembut namun tetap  tegas, begitu pula ku balas pertanyaanmu. 
Tak banyak cerita pada saat itu, ntah karna kau yang malu untuk memulai atau karna kau menilai ku dalam sudut diam mu, hingga dengan mudah kau menerka kepribadiaan ku. Kau adalah lelaki yang berkepribadian baik, sopan sama dengan seperti gelar mu. Malam itu ponselku berdering kau bercerita tentang kepribadiaan mu, begitu sebaliknya dengan ku. Tak banyak komunikasi kita, namun setiap komunikasi yang kau beri merupakan bagian dari pengharapan agar aku bisa menganggapmu lebih dari sekedar pekenalan. Aku tak mengerti mengapa kau memberi harapan ini jika akhirnya kau hanya untuk mengenalkan ku hanya pada kepribadianmu bukan dengan hubungan yang pernah kau janjikan.
Sebagai perempuan sudah tidak seharusnya aku menganggap bahwa perkenalan singkat ini sebagai harapan yang akan membuat ku merasa bahwa kau menginginkan ku. Ternyata kau hadir hanya untuk mengajarkan ku bahwa tak baik jika aku berharap kepada seseorang yang hadir hanya untuk memberi harapan bukan kebahagian, aku tak ingin orang mengenalmu karna kepalsuan. Aku juga tak ingin dianggap sebagai perempuan yang mudah percaya dengan apa yang kau janjikan, yang terlihat murah dihadapan orang lain. Cukup menyakitkan jika ada yang berkata seperti itu terhadapku. Hingga kini aku pun tak paham kau yang hadir dengan segala kepalsuan atau aku yang mudah simpatik terhadapmu. 
Sebab kebahagian yang kau janjikan hanya sementara, bukan dengan pembuktian dari segala ucapanmu. Aku juga tak ingin terhanyut lebih dalam dengan janji mu yang hanya menimbulakn luka bagi wanita sepertiku, wanita yang menyesali bahwa tak seharusnya perkenalan ini hanya untuk sekedar memberi luka bukan berakhir dengan seperti apa yang aku harapkan.
 

Sabtu, 23 Juli 2016

Senyumku Ikut Ikhlas Melepaskan Kita

Ikhlas adalah belajar bagaimana kita harus merelakan apa yang memang tidak menjadi hak atau hal yang memang tidak bisa seutuhnya untuk kita miliki. Ikhlas adalah bagaimana cara kita melepaskan seseorang yang memang tidak di takdirkan untuk kita tetapi, pernah menghabiskan waktu bersama dengan kita, entah itu sehari, sebulan, bahkan menahun. Sebab tidak selamanya apa yang kita inginkan akan sesuai dengan harapan kita.
Kita memang pernah bersama dulu, menghabiskan waktu bersama baik dengan cerita hal yang penting hingga dengan cerita yang konyol sekalipun. Aku memang pernah berharap agar kebersamaan kita tak hanya dalam waktu singkat saja, tetapi berlangsung lama. Hingga kita bisa menceritakannya kepada anak-anak kita kelak. Tapi aku sadar tak baik jika aku berharap dengan ciptaan tuhan sebab, yang tau akhir cerita ini adalah Dia yang maha pemilik segalanya. Karena dari banyak yang tak terduga, mungkin kaulah terujung dari sebuah ketidakpastian.
Kau dan aku mungkin hanyalah pertemuan tak sengaja yang tuhan ciptakan untuk kita, agar ketika pulang kita dapat memilih jalan yang memang menjadi tujuan akhir bukan persinggahan sementara. Kemana pun aku beranjak, dimana pun aku berpijak, juga bagaimana pun kita berjejak, pulang adalah memeluk ingatan yang lalu sempat kita lupakan karna pulang adalah jalan lurus menuju tempat yang dimana seharusnya kita berada. Kini kita yang dulu tlah berbeda kembali menjadi aku dan kau yang nyaris tak ingin kembali saling menyapa.  Taukah kau apa yang ku benci dari sebuah perpisahan? Yaitu ketika kita yang dulu selalu ingin meluapkan semua kejadian yang kita lalui berubah menjadi malam yang senyap hingga satu sama lain tak ingin saling kenal.
Pulang adalah cara bagaimana kita sudah mampu untuk saling melepaskan dan mengikhlaskan apa yang memang sudah tidak dapat untuk kita harapkan membaik seperti sediakala. Ketika aku datang berarti sudah seharusnya aku membutuhkan pulang dengan tanpa banyak penghalang seperti rindu yang juga sedang menggebu dalam dada. Ingin segera ku luapkan, tapi sadarlah semua sudah berbeda, bukan waktunya untuk merindu. Karna mungkin dia adalah bukan orang yang tepat untuk membalas rindu yang tak sempat terluapkan.
Takkan pernah hilang janji-janji kita yang dulu pernah kita buat bersama, hanyalah mimpi indah kita yang mulai pudar. Semua berakhir seperti tiada yang kita harapkan lagi. Kini sudah kulepas semua mimpi indah yang pernah kita buat walau akhirnya semua akan pudar. Kau dan aku kini hanyalah sisa-sisa perasaan yang belum sempat terluapkan karena persaan yang kini cukuplah seperlunya saja.

Ini memang bukan waktu yang tepat untuk mengukir perasaan kembali dan menyampaikan rindu yang belum terselesaikan, tetapi adalah saat dimana ku harus tersenyum ikhlas menyaksikan perpisahan kita yang mungkin tak pernah kita pikirkan (dulu). 

Senin, 18 Juli 2016

Sudah Tak Seharusnya Rindu Ini Ku Namai Dengan Sebutan Cinta

Selamat malam rindu, salam hangat dari ku gadis belia yang masih terlalu sering merindukan masa lalu, tapi harus diingat bukan orang dimasa lalu yang ku rindukan tapi kenangan manis itu.
Malam ini hujan turun sangat deras, kilat yang hadir menerangi langit malam yang begitu gelap, angin kencang yang hadir ditengah hujan membuat suasana malam ini tampak menjadi menyeramkan. Aku sungguh ketakutan dengan keadaan malam itu, guling dan selimut tebal ku adalah teman sejati yang tak pernah meninggalkan ku dalam keadaan senang atau ketakutan sekalipun mereka selalu memberikan kehangatan untuk ku, layaknya kau yang pernah memberi kehangatan dan menghilangkan rasa khawatir untuk ku kala kita masih bersama (dulu).
Hujan mulai reda, kini aku yang sedang berbaring ditempat tidur memberanikan diri untuk membuka mata. Aku mulai ingat dulu kau adalah orang yang selalu membuat telepon seluler ku berdering ketika hujan reda, karna kau adalah orang yang paling tau bahwa aku adalah seorang gadis yang sangat khawatir begitu mendengar suara petir.  Dan kau adalah seorang pria yang berusaha hadir untuk menenangkan ku. Malam itu aku teringat semua kebiasaan yang pernah kau lakukan untukku, aku berusaha menepis semua bayangan itu namun sayang aku dikalahkan oleh rasa rinduku yang masih begitu besar yang kini hadir ditengah – tengah perjalanan move on ku.
Kali ini aku merasakan apa yang orang - orang bilang kalau hujan hadir bersama dengan kenangan hingga merusak move on seseorang, contohnya saja aku. Aku memang slah jika rindu ini ku atas namakan dengan sebutan cinta, jelas saja karna yang aku rindukan kali ini hanyalah kisah kita dulu bukan lah kau yang pernah hadir memberi luka juga kau yang hadir mendatangkan kebahagiaan. Karna aku tak ingin kembali bergelut dengan bayangmu wahai pria yang pernah hadir dimasa lalu, karna tak baik jika aku merindukan seseorang yang memang bukan milikku lagi.
Rindu ini mengganggu ku pada malam ini, aku tak ingin malam ku direnggut oleh rasa rindu yang amat besar ini. Sebab merindumu bukanlah waktu yang tepat saat ini. Aku tak ingin rindu ini merusak semangat ku untuk segera memulai kehidupan yang baru tanpa kau. Tanpa seseorang yang hanya bisa merusak kebahagiaan seorang gadis mungil yang mati – matian diberi kebahagiaan oleh ayahnya. Aku memang tak pantas mencintai orang yang tak pernah cintai aku. Aku memang sedang merindu kenangan kita tapi bukan berarti aku bersedia untuk merindukan mu, karna ketika aku mengingatmu luka itu kembali menyesakkan dadaku, dan menggangu pikiranku. Aku tak ingin perasaan benci ku hadir terlalu dalam untuk mu, karna ketika aku membenci seseorang selamanya takkan ku perdulikan orang tersebut, sekalipun dia berlutut mencium kaki ku untuk memohon maaf atas kesalahannya itu komitmen ku. Aku memang orang yang mudah memaafkan namun tidak ketika kau menghadirkan rasa benci dalam diriku.
Taukah kau aku sangat tak ingin rindu ini hadir, karna ini cukup menyiksa bagiku ketika aku harus menahannya sendiri. Mungkin hatiku masih terukirkan kenangan kita, yang kini harus kupaksakan untuk menghapusnya karna sudah tak layak untuk aku merindukan seseorang yang memang bukan untukku. Kalau kata orang rindu itu indah mungkin tidak bagiku karna rindu ini sangatlah menyiksa, karna aku sudah salah mengartikan jika rindu ini kusebut cinta. Maaf jika rindu itu harus aku kubur dalam – dalam karna sudah selayaknya ini aku lakukan karna aku bukanlah orang yang tepat untuk merindu mu.

Senin, 11 Juli 2016

Sudah Waktunya Aku Pergi

Selamat malam kamu yang sudah mulai terbiasa tanpa kabar dari aku yang kini terabaikan. Semoga kau ingat tanggal ini, tanggal dimana kau berjanji untuk tetap bertahan dan berjuang untuk kita kedepannya nanti. Kamu sehatkan? Aku tak pernah henti menulis dan menceritakan mu pada dunia terlebih lagi pada Tuhan agar kita yang kini berjuhan segera dipertemukan pada waktunya kelak. Tapi ternyata aku salah kau adalah orang yang dikirim tuhan hanya untuk sebagai pembelajaran hidup untuk ku, bukan orang yang hadir untuk bertarung bersama mengarungi segala bentuk perjuangan di depan nanti. Ini hanyalah tulisan dari seorang gadis yang kini kau abaikan.
Kau adalah pria baik yang pernah tuhan kirim untukku, meskipun sebagian luka pernah kau coreng dihati. Tapi tenanglah lukaku sudah ku sembuhkan sendiri, meski harus kau lakukan berulang-ulang kesalahan yang sama. Aku memang penah sangat jatuh hati kepadamu, hingga aku lupa bahwa kau tak begitu menaruh hati kepada ku. Hingga aku lelah akhirnya aku tersadar bahwa kau tidak pernah menyadari adanya aku, kau hanya menyadari orang yang kini dekat bersamamu. Tak salah jika aku boleh mencintaimu dalam diam, tapi berfikirlah bahwa ada orang disini yang sangat ingin mendapat perhatianmu selayaknya kau memperhatikan dia.
Berkali - kali semua orang terdekatku berkata lepaskan dia, setelah itu kau akan lupa sakit yang pernah dia beri. Tapi ternyata benar karena setelah melepaskan, sakit itu mulai berangsur-angsur sembuh. Harusnya aku belajar bahwa semua ini dimulai dari melepaskan. Karna orang bilang aku hanya tidak bisa lepas, bukan seutuhnya mencintaimu. Tapi aku kira hanya cinta yang mampu menyembuhkan dan mengajarkan bagaimana caranya menyembuhkan luka itu, tapi tidak lewat cinta orang juga bisa tega menyakiti hingga sedalam ini.
Cinta tak pernah salah yang salah hanyalah caraku mencintaimu yang begitu terlalu dalam hingga aku lupa untuk kembali pulang. Kamu memang orang yang sempat menjadi tempat favoritku untuk bercerita dan melepaskan segala kepenatan. Tapi sayang kini tak pernah kurasakan kembali kebiasaan dulu.
Perpisahan memang sedih, tapi bukankah sekarang kau lebih terbebas bersama wanita pilihan mu ketimbang aku yang kini mencintaimu dalam diam. Kini kau bisa mencintai wanita yang kau pilih dengan sepenuh hati, hingga aku pun harus tau diri tak perlu lagi ku perlihatkan rasa sakit hatri ini kepada mu, karna kaupun tak mampu untuk menyembuhkannya. Dan sudah bukan waktunya lagi aku mengharap belas kasihan mu. Aku memang pernah merindu masa kita dahulu, tapi aku sadar sudah waktunya aku pergi dari cerita kita ini. Biarlah rindu ini menjadi halaman akhir dari kisah kita.
Percayalah bahwa kini aku dituntut untuk mengikhlaskan bahwa masing-masing dari kita hanyalah persinggahan sementara. Dan kelak akan ada orang yang benar-benar tetap tinggal dihatimu meski bukan aku.

Terima kasih telah mengizinkan aku untuk sekedar singgah di hatimu, dan hadir sebagai pelipur laraku (dulu). Aku harap bersama siapa pun nanti kita walau sudah tidak bersama kita tetap teman sebagaiman kita bertemu diawal waktu dulu.  

Jumat, 01 Juli 2016

Yang Selalu Kusebut Teman Dan Sahabat

Di siang hari yang cerah, selepas ujian akhir semester selesai aku dan temanku hendak pergi memanfaat moment kebersamaan kami selama hampir tiga tahun lamanya. Aku tak paham dengan apa harus ku sebut mereka, apakah teman atau sahabat semua tampak seperti sama pada saat di awal pertemuan kami dahulu. Seiring berjalannya hari dan perkuliahan kita semua terasa seperti lebih dekat dan bahkan ada yang merasa lebih dari teman. siang itu seperti biasa kelas ku adalah kelas orang-orang yang tidak pernah jelas alias gak pernah berhasil ketika merencanakan suatu acara atau kegiatan mungkin karna memang orang-orang sibuk haha.
Kalian pasti penasaran kan siapa orang-orangnya kan? Ini dia kelas-kelas berat itu gak kalah cantik dan ganteng kok wkwk
 
Ini dia orangnya lucukkan? Iyadong mereka yang kadang jadi bahan untuk aku ceritakan pada teman-teman diluar kampusku dan mereka juga yang selalu jadi tempat aku berbagi cerita. Mereka yang paling sering buat aku merepet panjang lebar dan mereka pula yang paling sering buat aku tertawa paling lebar dan dengan mulut terbuka lebar. Karna bersama mereka aku pernah merasakan lelahnya berjuang melawan Puluhan lab yang menerpa selama kami menjadi praktikan dulu. Semoga silahturahmi dan kebersamaan kita tak terhenti hanya sampai disini ya guys. Bukan yang mewah yang buat kita mampu tersenyum lebar, tapi dengan kebersamaan yang sederhana semua jadi lebih indah seehh. See You Guys Rindui aku yaaaaaaa. cepat balik dari mudik yaaaa Sidang uda didepan mata hihi 

Kamis, 23 Juni 2016

Ku Tutup Kisah Kita Dengan Ucapan Terima Kasih

Hai pembaca semoga tulisan ini dapat menginspirasi kita semua.
Selamat malam lelaki yang dulu menjadi prioritasku untuk selalu berpegangan dengan gadget, semoga kepergian mu tidak melukai perasaanmu sendiri. Aku berterima kasih kepadamu karena telah kau hadirkan kebahagiaan untuk ku dulu. Kau yang selalu hadir disetiap aktivitas ku, maupun dalam keadaan sibuksibuknya kau rela menantikan aku yang sedang mengabaikan kabar yang kau tanyakan, walaupun kau ingin aku untuk segera membalasnya. Aku masih ingat jelas ketika kau hadir sebagai penghibur atas laraku maupun dalam keadaan mood ku yang tidak baik, kau yang dulu hadir sebagai moodboster sekarang telah berubah status yang hanya ku jadikan sebuah kenangan. Aku tak pernah inginkan ini terjadi, tetapi kau yang memilih untuk mengakhiri kisah kita.
Masih ku ingat jelas ketika keputusanmu untuk mengakhiri kisah kita, berbagi alasan kau sebutkan. Kau anggap aku sebagai bocah ingusan yang baru mengenal cinta. Padahal kau hanya sedang terhanyut oleh kisahmu yang baru. Aku tak pernah benci denganmu yang ku benci hanyalah perbuatan mu. Kau yang dulu melakukan hal yang sama kini kau ulang kembali luka itu, kau coreng kembali hati yang telah sempat ku sembuhkan dari luka terdahulu agar kisah kita dapat berjalan lebih baik, begitu pikirku. Namun, aku salah besar kau yang sedang terhanyut oleh orang baru tega mengucapkan kata pisah untuk kisah kita. Aku tak salahkan siapasiapa dalam masalah ini, aku hanya benci kepada diriku yang dengan mudah memaafkan kesalah terbesar yang pernah kau buat untuk kisah ini.
Kini aku harus bangkit dan melupakan segala luka yang pernah kau buat. Aku berdo’a agar tuhan kembali menyembuhkan hatiku dari luka yang kau perbuat dan menginginkan agar hatiku pulih kembali seperti saat awal sebelum kau hadir dan menghadirkan luka tersebut. Tak banyak inginku untuk saat ini, aku hanya membiarkan kau bahagia bersama pilihanmu dan tak berharap kau untuk kembali kepadaku lagi. Dengan membawa luka lama, kini tlah ku kubur kisah kita bersama kenangan yang pernah kita lalui bersama.
Sudah ku tutup kisah kita dengan ucapan terima kasih, karenamu aku menjadi lebih dewasa dan lebih tau jalan mana yang harus ku pilih agar kebahagiaan datang menghampiri. Sejenak ku berpikir tak semua yang kau beri adalah kebahagiaan, aku hanya belum sadar bahwa yang kurasa kebahagiaan kini tlah berubah menjadi luka yang teramat pedih ku rasa. Luka yang kupikir pedih  adalah pelajaran berharga agar aku tak sembarangan memberi nama bahwa ini adalah kebahagiaan .
Sekali lagi aklu ucapkan terima kasih, kini aku dan kau sudah selesai. Segera ku tutup kisah kita, dan kubiarkan kisahmu berjalan seperti apa yang telah tuhan skenario kan. Karena semakin aku mengharapkan mu bukan kebahagiaan yang ku dapat hanya menambah goresan luka yang memperlebar luka dihatiku. Terima kasih lelakiku (dulu).

Minggu, 19 Juni 2016

Ketika Rinduku Di Batasi Oleh Jarak

Hidup adalah pilihan, dimana ketika aku harus siap dan memilih menjalani sebuah hubungan jarak jauh, yang sering orang sebutsebut sebagai (LDR). Kita memang tidak akan pernah tau bagaimana skenario yang di tuliskan oleh sang pencipta untuk kita termasuk juga dengan pilihan ini. Pikiran ku mulai berantakan ketika ada sesuatu yang aneh mulai hadir pada dirimu. Kesibukan yang kau punya lebih berharga dari aku yang punya banyak rindu dan mimpi untuk kita. Kehadiran orang baru dalam hidupmu mulai membuat hubungan ini terasa semakin hambar. Aku berfikir mungkin karna rinduku yang terlalu menggebu-gebu sehingga membuat fikiran jernihku menjadi keruh tak karuan. Disela- sela lelahku tak pernah hentiku memperhatikan ponselku, kau yang kuharap bisa menyempatkan waktu untuk sekedar bertanya bagaimana kabarku. Namun sayang, kali ini mungkin kesabaranku sedang diuji, kau yang sedang bersama orang baru mu pun telah lupa bahwa ada seseorang disini yang menanti kabarmu. Sayang percayalah orang baru memang lebih asyik tapi aku disini selalu berusaha untuk menjadi yang terasyik dihatimu. Namun mungkin kalimat tersebut tak berlaku untukmu, aku yang kini hanya diperkuat oleh status KITA masih tetap menyimpan rindu ini untukmu. Jarak yang kini bagaikan penghalang untuk kita telah banyak mengajarkan betapa berat ketika aku harus merakit rindu dengan sendirian. Aku sadar, aku yang hanya mampu memberi perhatian ini akan kalah dengan seseorang yang baru itu yang selalu ada ketika kau butuhkan.

Maafkan aku yang belum mampu menjadi tempat ternyaman untuk pulangmu. Kini aku hanya berharap kepada tuhan semoga kau segera disadarkan dari tidur panjangmu dan menyadari bahwa ada seseorang disini yang selalu menjaga perasaan untukmu yang kini jauh dari genggamanku.

 

Rabu, 08 Juni 2016

Hasil Dari Kesabaran Yang Manis

Pagi ini langkahkan kaki ku menuju pintu rumah, perkenalkan aku putri. Aku yang sejak subuh tadi telah bersiap untuk berangkat menuju tempat yang sudah hampir tiga tahun ini selalu menjadi rumah ke duaku yaitu kampus. kampus adalah tempat aku berbagi kecerian, kesedihan dan segala perasaan yang hadir. Aku adalah orang yang tak pernah ingin terlihat murung dihadapan teman-teman ku, bukan sok kuat atau nge-hibur diri sendiri tapi aku tak pernah biasakan diriku harus terbawa dalam keadaan yang melandaku pada waktu itu. Sedalam apapun masalah yang aku alami aku selalu ceritakan pada teman dekatku, tetapi tetap saja aku tak ingin terlalu larut dalam suasana yang dianggap sebagai melankonis (duhduh).
Tepat pukul 08.00 WIB tibalah aku dikampus tercinta ini, aku heran kenapa kampus masih sepi sekali pada pagi ini, terdengar suara dering dari ponsel ku dan segera ku angkat, diujung telpon sudah terdengar suara wanita dewasa yang selalu tau dan paham segala mau ku yaitu dia teman kampusku sekaligus teman curhatku dan teman gila-gilaan ku, "assalamualaikum" sapanya, segera kujawab "waalaikumsalam, sudah sampai dimana cyin? aku sendirian ini dikampus, dan tumben kampus sepi" gerutu ku. segera dijawabnya keberadaannya "sudah dekat shay, sabaryaaaa", "okee" jawabku. begitulah singkat percakapan mungil itu.
Kami adalah mahasiswi semester akhir yang selalu kelayapan dikampus, tak kenal waktu, bahkan tak kenal penampilan yang sudah mulai kucel hingga petang tiba. Hari tujuan kami hanya satu yaitu bertemu dosen pembimbing dan mengejar tugas akhir untuk segera mendapat Acc, tapi apadaya ketika sampai dikampus dosen ku tidak dapat hadir dan sedang sibuk-sibuk mengurusi pekerjaan maupun kegiatan mereka, begitu juga dengan sahabatku. Kami memiliki kriteria dosen yang sungguh-sungguh Perfect (menurut kami). Setiap saat do'a kami ketika ingin menemui dosen pembimbing adalah berhentinya mendapat Revisian, tapi apalah daya mungkin mereka menyukai kami sehingga tugas akhir yang kami buat selalu revisi, meskipun kami mulai awal start dari teman-teman lainnya. Suatu ketika tibalah masa lelah itu dimana aku mulai merasa perjuangan ku sudah sampai di puncak dan saatnya ikat kepalaku segera ku lepas karna perjuangan ku akan segera berakhir, dimana banyak pertanyaan dosbing yang masih sulit untuk ku jawab dan aku sungguh kekurangan referensi untuk menjawab setiap pertanyaan dosbing tersebut. Aku tak kehabisan akal segera aku berlari seperti orang kehilangan arah menuju buku-buku kusam yang sudah terlihat berdebu dari kejauhan mata memandang. Sabar ku tak pernah habis untuk memperjuangkan gelar yang akan ku sandang kelak, dan merupakan kebahagian yang akan kuberikan untuk ayah dan ibuku nanti. Aku percaya lelahku hari ini akan di gantikan dengan senyum bahagia yang terpancar dari wajahku.
Setelah beberapa hari aku kucar- kacir mencari referensi baru akhirnya aku mendapatkannya, dan semangatku belum padam. hingga akhirnya kuselesaikan segala pertanyaan yang pernah tak mampu ku jawab. Dan tibalah waktunya dimana aku akan bertemu dengan Dosbing untuk mendiskusikan pertanyaan darinya kemarin, sempat aku dag-dig-dug ketika harus bertemu dengannya, namun semangatku mengalahkan perasaan cemasku, kami diskusi panjang lebar hingga akhirnya beliau setuju dengan jawaban ku dannn akhirnya ku dapatkanlah Acc dari beliau, orang yang selalu membimbing selama beberapa waktu belakangan ini. Kini aku rasakan betapa manisnya hasil dari sebuah kesabaran. Dan aku selalu do/akan agar sahabatku segera merasakan kebahagianku jugaa.  

Senin, 06 Juni 2016

Yang ku kira hanya aku wanitanya

Hai kamu yang selalu hadir di harihari ku (dulu) Semoga yang baikbaik selalu bersamamu. Hai lelakiku (dulu) sadarkah bahwa sekarang sudah banyak perubahan dalam dirimu perihal sikap (umumnya) sadarkah engkau kini kau sanggup membagi perasaan yang hanya kau beri untuk ku saja (dulu). Priaku mungkin jarak yang menyebabkan ini terjadi, namun ketahuilah aku belajar dewasa oleh jarak, merelakan perhatian mu terbagi penyebab jarak. Priaku sadarkah engkau bahwa orang baru memang lebih asik tetapi aku selalu berusaha menjadi yang terasik dihatimu. Priaku yang sekarang sedang membagi perasaannya saat ini, yakinlah bahwa ini ujian yang diberikan oleh jarak agar kita bisa saling menguatkan, namun sayang karna kau telah tergoda oleh wanita baru itu. Priaku masih pantaskah kau ku sebut sebagai kekasih hatiku? Layak kah ku sebut sebagai penyembuh lara ku? Priaku haruskah aku berjuang sendirian untuk melawan jarak yang cukup menyita waktu ini? Wahai priaku tak henti ku bercerita pada sang maha membolakbalikan hati ini agar kau tak terlalu terhanyut atas perbuatan mu yang kini hampir memperparah keadaan. Priaku tak melulu ku panjatkan do'a agar segera kita dapat bertemu untuk memperbaiki segalanya seperti dahulu #cinta#long#distance#relationship#priaku

Minggu, 05 Juni 2016

Biarkan aku yang terbiasa tanpa sapaan darimu lagi disini. Kau yang kini memilih pergi bersama wanita barumu.



 Haiii,, Selamat malam priaku (dulu) semoga tuhan selalu melindungi apapun keadaan mu saat ini. Aku masih selalu teringat ketika kita masih saling memberi sapaan setiap harinya bahkan ketika larut malam kita pun tak sadar bahwa angin malam datang menusuk kedalam selimut ku. Kau yang dulu selalu menjadi obrolan ku dengan sang maha pencipta di setiap sujud malam ku, kini berubah menjadi seseorang yang harus aku ikhlaskan kebahagiaannya meski tak bersamaku. Banyak rindu yang ingin aku sampaikan kepadamu, namun aku menyadari bahwa waktu ku untuk merindu telah usai. Kau yang dulu selalu menggenggam tangan ku untuk melawan rasa dingin yang merasuk kedalam tubuhku, kini berubah menjadi angin yang pergi setelah panas reda. Selalu ada pelajaran atas segala persaan, meski terkadang banyak yang tak tersampaikan.
“selamat tidur sayang”
“goodnight sayang”
“selamat pagi sayang”
“jangan lupa solat sayang”
Kalimat diatas adalah kalimat yang selalu engkau kirimkan melalui pesan singkat kita, kini percakapan itu menjadi hal yang aku rindukan. Kini kalimat tersebut kau kirimkan untuk wanita barumu, orang yang selalu kau genggam tangannya untuk melangkah bersama. Kini semua telah berakhir kau yang memilih bersamanya dan meninggalkan ku disini bersama mimpi-mimpi kita dahulu, mimpi yang selalu aku ceritakan kepada tuhan agar diberi jalan untuk menggapainya. Kini mimpi tersebut telah berubah menjadi momok yang selalu hadir ketika aku merindukan sosokmu. Kini cerita kita telah usai, kau dan aku bagaikan dua sosok insan yang tak saling mengenal, dan terhalang oleh wanitamu. Kini aku kesalkan diriku kenapa dulu ku biarkan kau memberikan rasa nyaman padaku jika akhirnya kehilangan yang ku peroleh kini. Kau yang kini sedang berbahagia dengan wanita mu mengapa tega kau lakukan ini untuk menghancurkan kenyamanan yang telah kau berikan dulu. Apakah tak kau sadari perpisahan ini merupakan hal yang menyakitkan untukku terima, tangis ku tak henti ketika kau memilih untuk pergi bersamanya dan meninggalkan segala kisah yang kita bangun dulu. Namun, seiring berjalannya waktu ada atau tanpa kau hidup harus tetap berjalan. Kini aku belajar mengikhlaskan luka yang kau toreh, yang tak mampu aku sembuhkan sendiri. Aku menyadari semakin aku mengingatmu semakin pedih luka itu, aku tak ingin larut untuk menikmati pedihnya luka, kini tujuanku adalah untuk menyembuhkannya bukan untuk meratapi pedihnya. Do’aku kepada tuhan agar aku diberi kebahagian meski tak besama mu, tetapi bersama orang yang bersedia bahagia dan berjuang untuk saling mempertahankan bersama ku disini. Hingga aku lupa dengan luka yang kemarin.
Terimakasih untuk rasa nyaman kemarin itu, sebab luka tak hilang dengan sendirinya.
Terimakasih dulu pernah memberiku tempat ternyaman, yang kini kau berikan untuk wanita barumu semoga tak kau lakukan kesalahan yang sama kepadanya. Kau tetap menjadi masa laluku yang pernah mengukir kisah indah dibelakang sana. Kini kisah kita telah usai...
#cinta#orangketiga#kisahksiat#luka#kehilangan