Malam itu sangat dingin, udara malam menusuk hingga ke tulang
rusuk. Aku masih berjalan dengan kaki yang kokoh melawan semua angin yang mulai
menggangu. Aku masih menantimu dan berharap engkau akan menemui ku malam ini,
namun ingin ku salah. Aku hanyalah seorang pengagum mu bukanlah orang yang kau
inginkan untuk hadir dalam hidupmu.
Kau adalah sosok pria yang pernah aku temukan dalam wujud
yang sangat menakjubkan, bukan karna kau tampan, tetapi karna sikap mu sebagai
seorang lelaki patut untuk diacungi jempol. Banyak wanita yang tertarik padamu,
namun tak satupun kau lirik termasuk juga diriku. Mungin karna prinsip mu atau
mungkin karna tingkat ketertarikan mu pada wanita cukup tinggi. Ntahlaa akupun
tak paham akan hal itu karna aku hanyalah pengagum mu bukan orang yang memiliki
mu. Karna memiliki mu adalah sebuah ketidakpastian yang aku harapkan untuk
menjadi sebuah kepastian yang akan kau berikan.
Menatapmu dari kejauhan adalah rutinitas ku, menjadi stalker
dalam mediasocial mu adalah aku yang utama. Dan orang pertama yang selalu
ngelove postingan instagram mu. Mungkin aku terlalu bodoh untuk ini semua,
apalgi setelah aku tahu bahwa kau tidak memiliki ketertarikan padaku, kau tau
rasanya tertusuk duri dalam mulut? Lebih dari itulah yang aku rasakan. Harusnya
aku tidak berharap terlalu jauh untuk hal ini, karna saat ini kau telah milik
orang lain. Sebagai pengagum mu tak salah jika aku hanya diperbolehkan untuk
memperhatikan mu dari kejauahan dan hanya mengintip setiap kegiatan mu melalui
akun socialmedia mu.
Harusnya perasaan ini tak boleh hadir untukmu, karna hanya
aku yang memilikinya tidak dengan perasaan mu. Aku benci caraku yang harus
diamdiam memiliki rasa untuk mu karna pada kenyataannya aku adalah orang yang
paling mengetahui setiap kegiatan mu, tetapi tidak ikut hadir dalam setiap
kegiatanmu. Dan aku jugalah orang yang paling paham akan jadwal mu, tetapi aku
tidak termasuk didalam jadwal keseharianmu.
Katakan pada wanita mu tidak perlu takut aku akan merebutmu
dari genggamannya, sebab genggaman tanganya lebih erat untuk mu dari pada aku
yang hanya berani menatap mu dari jauh dan mencintai mu melalui diam ku. Karna
perlahan perasaan ini harus ku hilangkan, sebab aku bukanlah orang yang tepat
ketika menghadirkan perasaan ini untukmu dan sudah tidak sewajarnya perasaan
ini hadir. Karna belum tentu aku akan mendapatkan hal yang sama atas apa yang
telah aku perjuangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar