Selamat malam rindu,
aku tak pernah jenuh menceritakan tentangmu pada mereka terlebih lagi pada
dunia ku dan semesta yang segera tersenyum ketika mendengar cerita mu, cerita
ku begitupun cerita kita. Rindu bertemanlah dengan baik bersama ku, kala dia
yang kuceritakan pada mu tak kunjung hadir dihadapanku. Mungkin karna waktu
yang belum menepati janjinya pada kami yang sedang memupuk rindu hingga
pertemuan menjadi sangat berarti. Rindu malam ini kau hadir mengganggu pikiran
ku, pikiran yang sedang berkecamuk karna kau, yang mulai tak mampu membendung rasa
ini terlebih rasaku untuknya, pria yang selalu kusebut di tengah sujud dan do’a
ku.
Kini pria itu mulai kembali
menggangu pikiran ku yang sempat tenang karena rindu itu tak kembali mengusik. Tapi
malam ini aku kalah olehnya, aku harus berkata jujur bahwa rinduku memang
sedang butuh kamu sebagai pengobatnya. Namun waktu juga belum mengizinkan untuk
kita saling meluapkan. Sebab kau yang kini sedang sibuk dengan rutinitasmu,
untuk kehidupan dimasa depanmu harus terus berjuang, sedang aku yang hanya bisa
menahan rindu dan harus kembali berdamai untuk menjaga agar rindu ini tak
mengacaukan suasana hati.
Sering aku bertanya
kepada mu kapan waktu akan mengizinkan kita bertemu? Berbagi tawa, cerita,
terlebih meluapkan rasa rindu yang amat terdalam ini. Namun kau menjawab,
tenanglah kita pasti bisa berdamai dengan rindu. Aku kini sedang berusaha untuk
mengejar waktu yang akan segera mempertemukan kita.
Malam itu seperti biasa
kita bercerita tentang keseharian mu yang sibuk dan lelah dengan rutinitasmu
yang tiada henti, mungkin ini yang disebut dengan rindu. Sebab wajahmu yang
terlihat didepan ponselku sangat menyejukkan, kau yang sedang tidak lebih baik
menampangkan senyum terbaikmu. Aku rindu.... rindu senyum itu, senyum yang dulu
selalu kau perlihatkan agar tangisku terhenti di ujung malam itu. Tak ingin ku
akhiri kegiatan kita malam itu, tapi apa daya kita hanya bisa bertegur sapa
melalui ponsel kita masingmasing, tidak dengan uluran tangan yang pernah kau
berikan untukku dulu, tidak pula dengan bahu ynag menjadi tempat ku bersandar
dulu.
Semoga apa yang telah
menjadi komitmen kita tetap kau jaga utuh, seperti awal kita memutuskan untuk
menjalani hubungan yang dipenuhi dengan rindu ini. Dan tenanglah rindu ini
tetap untukmu kekasih dalam do’aku.