Minggu, 05 Juni 2016

Biarkan aku yang terbiasa tanpa sapaan darimu lagi disini. Kau yang kini memilih pergi bersama wanita barumu.



 Haiii,, Selamat malam priaku (dulu) semoga tuhan selalu melindungi apapun keadaan mu saat ini. Aku masih selalu teringat ketika kita masih saling memberi sapaan setiap harinya bahkan ketika larut malam kita pun tak sadar bahwa angin malam datang menusuk kedalam selimut ku. Kau yang dulu selalu menjadi obrolan ku dengan sang maha pencipta di setiap sujud malam ku, kini berubah menjadi seseorang yang harus aku ikhlaskan kebahagiaannya meski tak bersamaku. Banyak rindu yang ingin aku sampaikan kepadamu, namun aku menyadari bahwa waktu ku untuk merindu telah usai. Kau yang dulu selalu menggenggam tangan ku untuk melawan rasa dingin yang merasuk kedalam tubuhku, kini berubah menjadi angin yang pergi setelah panas reda. Selalu ada pelajaran atas segala persaan, meski terkadang banyak yang tak tersampaikan.
“selamat tidur sayang”
“goodnight sayang”
“selamat pagi sayang”
“jangan lupa solat sayang”
Kalimat diatas adalah kalimat yang selalu engkau kirimkan melalui pesan singkat kita, kini percakapan itu menjadi hal yang aku rindukan. Kini kalimat tersebut kau kirimkan untuk wanita barumu, orang yang selalu kau genggam tangannya untuk melangkah bersama. Kini semua telah berakhir kau yang memilih bersamanya dan meninggalkan ku disini bersama mimpi-mimpi kita dahulu, mimpi yang selalu aku ceritakan kepada tuhan agar diberi jalan untuk menggapainya. Kini mimpi tersebut telah berubah menjadi momok yang selalu hadir ketika aku merindukan sosokmu. Kini cerita kita telah usai, kau dan aku bagaikan dua sosok insan yang tak saling mengenal, dan terhalang oleh wanitamu. Kini aku kesalkan diriku kenapa dulu ku biarkan kau memberikan rasa nyaman padaku jika akhirnya kehilangan yang ku peroleh kini. Kau yang kini sedang berbahagia dengan wanita mu mengapa tega kau lakukan ini untuk menghancurkan kenyamanan yang telah kau berikan dulu. Apakah tak kau sadari perpisahan ini merupakan hal yang menyakitkan untukku terima, tangis ku tak henti ketika kau memilih untuk pergi bersamanya dan meninggalkan segala kisah yang kita bangun dulu. Namun, seiring berjalannya waktu ada atau tanpa kau hidup harus tetap berjalan. Kini aku belajar mengikhlaskan luka yang kau toreh, yang tak mampu aku sembuhkan sendiri. Aku menyadari semakin aku mengingatmu semakin pedih luka itu, aku tak ingin larut untuk menikmati pedihnya luka, kini tujuanku adalah untuk menyembuhkannya bukan untuk meratapi pedihnya. Do’aku kepada tuhan agar aku diberi kebahagian meski tak besama mu, tetapi bersama orang yang bersedia bahagia dan berjuang untuk saling mempertahankan bersama ku disini. Hingga aku lupa dengan luka yang kemarin.
Terimakasih untuk rasa nyaman kemarin itu, sebab luka tak hilang dengan sendirinya.
Terimakasih dulu pernah memberiku tempat ternyaman, yang kini kau berikan untuk wanita barumu semoga tak kau lakukan kesalahan yang sama kepadanya. Kau tetap menjadi masa laluku yang pernah mengukir kisah indah dibelakang sana. Kini kisah kita telah usai...
#cinta#orangketiga#kisahksiat#luka#kehilangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar